KATA LOGIKA - GoTo mencatat kerugian Rp21,4 triliun atau 1,47 miliar dollar. Perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia, mengalami kerugian yang parah.
Sejak berdiri Mei 2021, GoTo awalnya diharapkan menjadi duet unicorn asal Indonesia dengan nilai aset 1 milyar dollar. Namun nyatanya, kerugian melampaui nilai yang mereka investasikan.
Kerugian GoTo memancing banyak spekulasi. Saham entitas GoTo remuk karena kehilangan momentum. Analis menyebut merger Gojek dan Tokopedia tidak menghasilkan harmonisasi di tingkat operasional.
Baca Juga: Mochtar Riady dan Yenny Wahid Masuk dalam Pemegang Saham Wir Asia
Kerugian GoTo memang mengejutkan. Pengelolaan aset tidak profesional, tanpa mitigasi risiko. Seperti atap tribun penonton Formula E, yang ambruk diguyur hujan.
Pada Tahun 2020, GoTo mencatat kerugian Rp14,2 triliun. Tahun 2021, rugi Rp1,8 triliun, dan di tiga bulan pertama tahun 2022, rugi mencapai Rp6,5 triliun.
Dikutip asia.nekkei.com disebutkan; Chief Financial Officer (CFO) GoTo Group Jacky Lo mengatakan sebenarnya pertumbuhan solid sudah tercapai pada tahun 2021.
Baca Juga: Saham SenseTime Group Alami Lonjakan Hingga 23 Persen
Namun ia optimis pertumbuhan year-on-year sebesar 40% adalah prospek masa depan, “Kami akan mengambil kebijakan menyeluruh untuk memungkinkan kami untuk menetapkan jalur yang jelas,” ujarnya.
Hans Kwee, direktur perusahaan sekuritas Anugerah Sentra Investama, mengatakan investor modal ventura kemungkinan tidak akan senang dengan hasil tersebut.
“GoTo harus segera mengubah posisinya. Atau akan menghadapi kesulitan berkepanjangan dalam mengumpulkan dana,” ungkapnya, investor modal kemungkinan pergi menjauh.
Persoalan GoTo tak dapat dibiarkan. Kesalahan investasi bukan mustahil menjerat petinggi di tingkat nasional, setelah meniup lilin ulang tahun. ***
Artikel Terkait
Gojek dan Sampoerna Berikan Subsidi Promo untuk Ratusan UMKM Kuliner di Tangerang Selatan
Saham SenseTime Group Alami Lonjakan Hingga 23 Persen
Gegara Ini Nadiem Makarim dan Gojek Digugat Rp24, 9 Triliun
Mochtar Riady dan Yenny Wahid Masuk dalam Pemegang Saham Wir Asia
Saham China Anjlok, Imbas Perang Rusia-Ukraina?