• Selasa, 26 September 2023

Tingginya Harga Beras Bukti Pemerintah Kurang Peka dengan Kondisi Ekonomi Rakyat

- Senin, 11 September 2023 | 14:25 WIB
Anggota DPR, Anis Byarwati
Anggota DPR, Anis Byarwati

KATA LOGIKA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati merasa prihatin atas naiknya harga beras secara drastis, harga beras terus menanjak naik sejak Agustus 2023, dan dalam beberapa pekan terakhir terus terbang ke atas harga eceran tertinggi (HET). Bahkan, meroket cetak rekor baru.

Menurut data Panel Harga Badan Pangan. Pantauan di lapangan, harga beras bahkan sudah ada yang berkisar Rp16.000-17.000 per kg. Bahkan berpotensi mencapai harga Rp 1 juta per karung. "Pemerintah harus bergerak, kenaikan ini semakin menekan rakyat yang masih dalam kondisi pemulihan ekonomi," ujarnya di Jakarta (10/10/2023).

Anggota Komisi XI DPR RI ini juga menyoroti inflasi beras, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi harga beras tembus 13,76% (yoy) pada Agustus 2023.

Baca Juga: Meski Ditolak Klub Arab Tak Menyerah Datangkan Robert Lewandowski

"Pemerintah harus bertanggung jawab atas meroketnya harga beras. Bayangkan, ini Inflasi beras tertinggi sejak Juni 2012, semua pihak baik pemerintah dan BI harus bersama mengatasi", katanya. Anis juga mendesak pemerintah untuk segera melakukan operasi pasar agar harga beras bisa kembali normal.

Legislator Fraksi PKS ini juga menyebut ketergantungan impor Indonesia yang tinggi akan beras menyebabkan pengendalian harga beras kian sulit.

"Solusi pemerintah jika harga beras tinggi ialah selalu impor, bahkan mengimpor di musim panen yang sangat merugikan petani, sehingga produksi beras Indonesia selalu turun akibat minat menanan turun," serunya.

Wakil Ketua BAKN ini juga mengingatkan agar serius menjaga ketahanan pangan Indonesia dengan serius menyejahterakan petani.

Baca Juga: BOOM Bandung! United Creative Gelar Rangkaian Festival Milenial

"Hanya kebijakan yang orientasinya menyejahterakan petani Indonesialah yang akan menolong negara ini akibat gejolak harga pangan terutama beras, selama ini itu tidak hadir karena solusinya selalu jangka pendek," katanya.

Legislator wanita Fraksi PKS ini menyebut biaya produksi beras Indonesia yang tertinggi di antara negara produsen menjadikan beras Indonesia tidak memiliki daya saing yang cukup dan menjadi rawan impor.

"NTP (Nilai Tukar Petani) yang merupakan indikator kesejahteraan petani, utamanya NTP petani pangan selalu paling rendang dibandingkan NTP sektor lainnya, sehingga wajar profesi petani beras kian langka, padahal merekalah harapan disaat harga global menghantam," katanya.***

Editor: Alibas

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Resmi Gabung PSI, Selamat Bro Kaesang!

Sabtu, 23 September 2023 | 13:08 WIB

Arab Saudi Desak Komunitas Internasional Bantu Sudan

Jumat, 22 September 2023 | 05:49 WIB

Kemendagri Siap Dukung Penguatan Baznas di Daerah

Jumat, 22 September 2023 | 05:28 WIB

Demo Kolone Senapan Bakal Meriahkan HUT Ke-78 TNI

Rabu, 20 September 2023 | 19:55 WIB

Simak Daftar 11 Larangan TNI Selama Pemilu 2024

Selasa, 19 September 2023 | 03:34 WIB

Pengenalan Pesantren Masih Minim, Apa yang Salah?

Minggu, 17 September 2023 | 14:17 WIB

Joao Felix Pecah Telor, Barcelona Bantai Real Betis

Minggu, 17 September 2023 | 05:46 WIB
X