KATA LOGIKA - Direktur Utama NU Online, Hamzah Sahal menilai ada beberapa kendala dalam pengenalan pesantren selama ini sehingga pengetahuan tentang pesantren tidak mampu menjadi konsumsi publik.
Menurutnya, ada tiga hal yang menjadi permasalahan besar yang membuat kehidupan pesantren masih dipandang sebelah mata, karena dianggap bersifat inklusif.
“Pertama, banyak kiai atau pun santri merasa tidak penting untuk memperkenalkan dunia pesantren ke pihak luar,” kata Sahal dalam acara Kopdar Pengelola Media Pesantren, Minggu (17/09).
Baca Juga: Publikasi Terlalu Monoton, Pemberitaan Hari Santri Dinilai Belum Menyentuh Hal-hal Monumental
Kedua, kata Sahal, jika ada pesantren yang ingin memperkenalkan pesantren merasa tidak enak dan tidak tahu cara memperkenalkan pesantrennya terutama ke pihak eksternal.
Ketiga, jika ada pesantren yang bersemangat, punya cara, dan sudah mengenalkan pesantrennya, namun materinya masih berkaitan dengan dirinya sendiri seperti kebiasaan santri, kostum, sejarah santri, dan kitab.
“Jika ini terjadi, sebetulnya pengenalam pesantren jalan di tempat, muter-muter di lingkungannya sendiri. Pelakunya orang pesantren dan audiensa juga orang pesantren,” ujarnya.
Baca Juga: Konflik Pulau Rempang, Djohar Arifin Husin: Masyarakat Melayu Berduka
Menurut Sahal, perlu transformasi yang dilakukan untuk mengenalkan pengenalan pesantren melalui cara-cara yang tepat sehingga benar-benar sampai ke masyarakat luas.
“Bisa dengan menambah konten dengan materi atau aktivitas yang sesuai dengan pemahaman masyarakat luar, seperti paduan suara nasional,” ujarnya.
Selain itu, mengajak pihak eskternal terlibat langsung dalam isu-isu pesantren seperti yang dilakukan salah satu strategi yang dilakukan pendahulu-pendahulu saat mengenalkan pesantren.
“Tahun 70 dan tidak ada orang yang melakukam penelitian tentang NU, Gus Dur pun mengundang Mitsuo Nakamaura untuk datang ke Muktamar NU,” tambahnya.
Terakhir, kata Sahal, para santri juga harus terus mengupgrade diri, tidak hanya memahami ilmu-ilmu ke-Islaman namun juga ilmu-ilmu lainnya.
“Kita harus memperkuat kapasitas santri di bidang informasi. Juga terus memperbanyak santri belajar dan mendalami ilmu di luar kajian Islam,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Mahfud MD Minta Tokoh Agama dan Pesantren Hindari Politik di Masjid
Tafsirkan Alquran Semaunya, Persis: Pesantren Al Zaytun Harusnya Sudah Dibekukan
Mahfud MD: Pemerintah Pastikan Pesantren Al Zaytun Tidak Bubar
NU Usul Menteri (Urusan) Pesantren, Ini Jawab Mahfud MD
Minim Publikasi, Kemenag: Kebaikan Pesantren Di Ruang Sunyi