KATA LOGIKA - Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar ingatkan soliditas antara TNI dan Kepolisian RI untuk tetap terjaga, “Hati-hati jangan mau kita dipecah belah,” ungkapnya. Ia mencontohkan Alumni 212.
Agum Gumelar menjelaskan kekuatan Alumni 212 yang ingin memecah belah, “Hati-hati kalau TNI-Polri solid, mereka susah untuk memecah belah,” ungkapnya.
Ingat yang diteriakkan Aksi Alumni 212, kata Agum Gumelar, “Polisi musuh kita, TNI kawan kita,” ujarnya. Karena itu ia mengingatkan kehati-hatian dan soliditas TNI-Polri harus tetap kokoh.
Baca Juga: Alfian Tanjung Mengaku Narasumber Resmi TNI, Mana Mungkin Di Tangkap !!
Video pernyataan Agum Gumelar diungkap akun Twitter @_AnakKolong (3/3), saat ia memenuhi undangan KSAD di Mabes TNI AD bersama purnawirawan TNI lainnya.
Diantaranya; Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Letjen TNI (Purn) J Suryo Prabowo, Letjen TNI (Purn) Romulo Robert Simbolon, Letjen TNI (Purn) Muzani Syukur.
Kemudian Letjen TNI (Purn) HBL Mantiri, Letjen TNI (Purn) Suyono, Letjen TNI (Purn) Waris, Letjen TNI (Purn) Andi Geerhan Lantara, Mayjen TNI (Purn) Bimo Prakoso, Mayjen TNI (Purn) Yudi Magio Yusuf, Mayjen TNI (Purn) Glenny Kairupan, Mayjen TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim.
Agum menilai ada kekuatan yang ingin mengadu domba, memecah belah TNI-Polri, sehingga memuluskan kepentingannya untuk merongrong pemerintahan.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI (IKAL) ini menjelaskan bahwa kita harus memiliki kepandaian untuk mengatur, sehingga situasi tidak berkembang menjadi ancaman.
“Menghadapi kebebasan berekspresi kita harus pandai. Jangan pernah kita biarkan kebebasan akan berkembang liar lalu menjadi ancaman bagi bangsa,” terang Agum.***