Woww, Arab Saudi Bakal Bikin Pabrik Hidrogen Hijau Terbesar di dunia

- Rabu, 24 Mei 2023 | 11:43 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menjadi sorotan usai berencana melayat mendiang Ratu Elizabeth II.  (emirateswoman)
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menjadi sorotan usai berencana melayat mendiang Ratu Elizabeth II. (emirateswoman)

KATA LOGIKA - Perusahaan Hidrogen Hijau Neom Arab Saudi telah menyelesaikan serangkaian perjanjian dengan 23 bank dan perusahaan investasi lokal, regional dan internasional, senilai $8,4 miliar untuk mendirikan pabrik produksi hidrogen hijau terbesar di dunia.

Perusahaan tersebut mengatakan, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin, bahwa pabrik tersebut, dengan usaha patungan yang setara antara Acwa Power, Air Products, dan Neom, akan dibangun di kota Oxagon di wilayah NEOM di sebelah barat Kerajaan.

Menurut pernyataan tersebut, Air Products akan bertanggung jawab atas pekerjaan teknik, pengadaan, dan konstruksi, sementara NEOM telah disetujui oleh lembaga pemeringkat kredit Global American Standard & Poor, sebagai "mengikuti prinsip pinjaman hijau".

Baca Juga: Niat Liburan, Kunjungan Messi ke Arab Saudi Malah Jadi Bencana

Menurut pernyataan tersebut, pabrik hidrogen akan menghasilkan hingga 4 gigawatt energi matahari dan angin yang pada gilirannya akan digunakan untuk memproduksi hingga 600 metrik ton per hari hidrogen bebas karbon pada akhir tahun 2026.

NEOM adalah proyek "paling ambisius" Arab Saudi dan satu dari lusinan usaha real estat yang dibuat untuk memajukan reformasi sosial dan ekonomi di Kerajaan.

Kerajaan berencana menjadi sumber hidrogen terbesar di dunia, menurut pernyataan sebelumnya oleh Menteri Energi, Pangeran Abdulaziz bin Salman.

Baca Juga: Niagahoster Gandeng KiriminAja Kuatkan Bisnis dengan Digital Marketing

Teknologi untuk produksi hidrogen hijau skala besar masih belum pasti, tetapi pasar diperkirakan akan bernilai $700 miliar per tahun pada tahun 2050, menurut perkiraan Bloomberg.

Riyadh juga berencana untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060, dengan mengembangkan pabrik penangkap karbon dan pusat penyimpanan.

Riyadh, produsen minyak terkemuka dan anggota kunci Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yakin permintaan minyak akan tetap tinggi selama beberapa dekade, dan menghabiskan miliaran dolar untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak mentahnya, tetapi Putra Mahkota, Mohammed bin Salman, bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi dan mengandalkan hidrogen sebagai bagian dari strategi Visi 2030-nya.***

Editor: Alibas

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Presiden Ukraina Usul RUU Sanksi Iran

Selasa, 30 Mei 2023 | 07:05 WIB

Yaman Tuding Houthi Siapkan Serangan Militer

Rabu, 24 Mei 2023 | 21:33 WIB

Pengusaha Mesir Boikot Dolar AS

Minggu, 21 Mei 2023 | 10:46 WIB

Israel Berencana Tingkatkan Ekspor Gas ke Mesir

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:09 WIB

Argentina Kutuk Agresi Israel di Jalur Gaza

Jumat, 12 Mei 2023 | 21:06 WIB
X