Cerita Khoirul Ikhwan Mantan Napiter Soal Bahaya Fatwa UAS

- Sabtu, 10 Desember 2022 | 02:47 WIB
Mantan napiter Khoirul Ikhwan tantang UAS  untuk mati syahid ledakan diri berharap surga. Ini peringatan bagi UAS. (kata logika)
Mantan napiter Khoirul Ikhwan tantang UAS untuk mati syahid ledakan diri berharap surga. Ini peringatan bagi UAS. (kata logika)


KATA LOGIKA - mantan Napiter (narapidana teroris) Khoirul Ikhwan cerita pengalaman dirinya dan bahaya fatwa UAS (Ustadz Abdul Somad) Mati Syahid bagi anak muda.

Khoirul Ikhwan mantan Napiter sebut bahaya fatwa UAS Mati Syahid bagi generasi muda yang ingin mendalami agama Islam, hingga harus terbunuh dalam usia muda.

“Apa UAS berani pasang bom ledakan diri untuk masuk surga?, saya rasa dia takut,” ungkap Khoirul akrab disapa Irul alias Agus dalam Channel Youtube Kaki Gubes (10/12).

Baca Juga: Mantan Napiter Tantang UAS Mati Syahid Pakai Bom Masuk Surga

Khoirul Ikhwan lahir dari keluarga sederhana yang bahagia di Madiun, 20 Mei 1981. Diawali minatnya pada agama, ia bergabung dengan Hizbut Tahrir Indonesia (2000), dan Majelis Mujahidin Indonesia (2001).

Dari perkumpulan itu, membawa Khoirul bergabung dengan Jamaah Taliban Melayu (2008) yang berafiliasi dengan Taliban di Afganistan.

“Generasi saya adalah generasi pertama perekrutan kelompok ekstrem melalui media sosial,” ujarnya, sejak itu, media sosial menjadi alat merekrut yang paling efektif bagi kelompok radikal.

Baca Juga: Ustadz Suparman Minta UAS Ralat Fatwa Mati Syahid

Termasuk mendengar para ceramah yang semangati anak muda untuk tidak takut menempuh jalan kematian dalam Mati Syahid.

Mereka selaku berkata; orang baik pasti mati, orang jahat juga pasti mati. Tapi apakah kematian kita akan membawa kita ke surganya Allah? sebuah dokrin kelompok radikal.

Di tahun 2009, ia ingin mengikuti pelatihan teroris di Aceh. Saat pihak keluarga tahu, mereka melarang untuk pergi, “Saat itu saya berdebat untuk kali pertama dengan orang tua,” ucapnya menyesal.

Baca Juga: Fatwakan Mati Syahid, UAS Dituding Biang Kerok Teror Bom Bunuh Diri

Mereka melarang karena kasih sayang, “Tapi saya melawan mereka. Mereka saya kafirkan. Saya benar-benar tobat dan mohon ampun kalau selalu mengingatnya,” ungkap sosok yang disapa Irul.

Dari Aceh, Irul menuju Sulawesi Barat lalu kembali ke Pulau Jawa membuat bengkel perakitan senjata di Jakarta (2012), untuk memulai aksi teroris. Pengeboman gereja di Solo dan Polres Cirebon ia lakukan.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan

Sumber: KATA LOGIKA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Shalat Tarawih Sendiri, Apa Hukumnya

Jumat, 24 Maret 2023 | 20:06 WIB

Wajah HRS Merah Padam Malu Ditanya Muslimah Soal Pelakor

Minggu, 12 Februari 2023 | 12:08 WIB

Ketua PBNU: Islam Di Indonesia Adalah Islam Nusantara

Selasa, 10 Januari 2023 | 01:03 WIB

Al-Qur'an Harus Diagungkan, bukan Direndahkan

Minggu, 8 Januari 2023 | 10:42 WIB
X